Friday, 11 November 2011

Krisis hutang Eropa Tidaklah Sederhana.

Sedikit tulisan sederhana di hari libur. Saya akan mencoba mengupas krisis Eropa dari sudut pandang pribadi dengan bahasa yang sederhana.

Dengan disetujuinya paket penghematan Italy kemarin, bursa saham di Eropa dan AS merespons positif dgn kenaikan signifikan.

Apakah berarti masalah di Eropa otomatis selesai?

Belum tentu. Sebab utama dari dua krisis besar yang terjadi pada abad 21 ini?

Pertumbuhan di negara AS dan Eropa sudah mencapai tahapan titik jenuh sehingga sulit untuk terus naik. Real growth untuk negara Eropa barat sejak era 1990an tidak dapat melebihi angka 3 persen (kalau tidak salah). Alasannya sederhana: sudah mentok.

Kalau dianalogikan dengan manusia, maka EU dan US dapat dikatakan sebagai seorang pensiunan. Tentunya pertumbuhan pendapatan seorang pensiunan akan sulit naik signifikan dibandingkan dengan seorang pekerja di usia 30-40an yang mana sedang dalam masa keemasan di karirnya (ini adalah China pada saat ini).

Namun keinginan masyarakat untuk semakin makmur terus menekan Pemerintah setempat.

Ketika Pendapatan tidak lagi mencukupi komsumsi, maka otomatis jalan keluarnya adalah berhutang.

Dengan hutang yang kecil, katakanlah 5 persen dari PDB, terlihat memang aman-aman saja. Namun bagaimana kalau selama sepuluh tahun terus menerus berhutang dengan angka lima persen tersebut?

Dalam sepuluh tahun maka hutangnya mencapai 50 persen tanpa memperhitungkan interest yang pasti ada.

Nah inilah yang sedang terjadi di Eropa. Masyarakat sudah keenakan hidup makmur, pengangguran mendapatkan tunjangan, sedang penduduk usia pensiun semakin membesar.

Kalau ketika di Sekolah Dasar kita belajar dengan "menabung" maka "sedikit demi sedikit akan menjadi bukit", maka dalam kasus Yunani, sedikit demi sedikit hutang maka akan menjadi gunung hutang".

Penyelesaian masalah hutang ini akan kembali pada negara itu sendiri.
Ada beberapa alternatif yang mungkin dilakukan untuk kasus negara Eropa ini.

1. Penghematan besar-besaran sambil dilakukan kenaikan pajak. Italy nampak menerima dengan cara ini, namun rakyat Yunani tidak suka dengan cara ini.

2. Yunani ditendang dari Uni Eropa untuk sementara sampai hutangnya selesai. Idenya adalah menyelamatkan mata uang Euro supaya krisis tidak menjalar. Ini ide Jerman namun dibenci Perancis. Maklum yang ngasih hutang paling banyak kepada Yunani adalah bank- bank Perancis. Kalau Yunani dintendang dari EU kemudian default, tentunya bank- bank Perancis akan kolaps.

3. ECB as last lender resort. Apapun yang terjadi, bank sentral eropa akan bersedia menalangi. Sepertinya ide cemerlang. Jadi apapun yang terjadi, secara tidak langsung, seluruh EU akan menalangi.
Namun ada hal penting yang nampaknya terlewatkan: darimana duit talangan tersebut? Sebanyak apa sih duitnya Bank Sentral Eropa? Apakah ECB punya cukup uang untuk menalangi?
Penulis melihat ini hanya semacam macan kertas untuk memberikan confidence kepada pasar.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment